Agung Saputra: Krisis Polusi di Indonesia, 48 Juta ton Sampah Makanan (170kg per kapita) & surplus pasar aplikasi - E432
"Laj Perumbuhan Penduduk Indonesia Terus Meningkat. Sampah Makanan Baga Akan Semakin Tinggi. Jika Kita Tenjak Bisa Berhenti Menghasilkan Sampah, Maka Akan Pangaan KELANGANAN PANGANAN. Kelaparan Akan Menimbulkan Kemiskinan, Dan Kemiskinan Akan Menimbulkan Kriminalitas. " - Agung Saputra
"Indonesia Adalah Salah Satu Negara Terpadat Di Asia. Di Sini Ada Stigma Bahwa Menghabikan Makanan Di Piring Kita Dianggap Tidak Sopan. Menganggap Mereka Sangan Lapar. meseGah dan berkontribusi terbadap limbah makanan di negara ini. " - Agung Saputra
"Polusi Udara Meningkat Secara Signikan Beberapa Bulan Yang Lalu. Kami Menyadar Masalah Ini, Tetapi Saaty Itu Suda Terlambat. Mengeluarkan Peraturan Kecil Yang Menghimbau Masyarakat Jakarta UNTUK MERKGUNAKI UMUM. Sehingga Diperlukan Tindakan Pemerintah Yang Lebih Komprehensif UNTUK Mengurangi Atau Merelokasi Aktivitas Pertambangan Dari Pulau Jawa. " - Agung Saputra
Agung Saputra , CEO & Pendiri Surplus Indonesia , Dan Jeremy Au Membahas Tiga Tema Utama:
1. Krisis Polusi di Indonesia: Agung menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu dari 3 negara pencemar terbesar di dunia: #2 Pencemar plastik nomor dua, #2 pemborosan makanan nomor dua dan #1 kota dengan polusi udara nomor satu (Jakarta). Dia Menyoroti Kurangnya Peraturan Dan Kesadaran Masyarakat Sebagai Hambatan Utama Dalam Pengelolaan Sampah Yang Efektif UNTUK Mengatasi Tantangan Lingkungan Yang Karah Di Negara Ini. Ketergantungan Indonesia Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Yang "Berdetak" (Bukan Insinerasi Atau Daur Ulang) Menimbulkan Bahaya Keamanan Yang Signifikan, Misalnya Jaha TPA Diung Kindung. DEFORESTASI UNTUK Pembangunan Perkotaan telah menyebabkan hilangnya Keanekaragaman Hayati Yang Signikan, Misalnya ibu Kota Baru Nusantara di Kalimantan. Beliau Mengarisbawahi Perlunya Tindakan Pemerintah Yang Komprehensif Dan Keterlibatan Masyarakat untuk meningkatkan Praktik-Praktik Linggungan.
2. Penelitian Harvard Menunjukkan Bahwa 20 Juta Orang (8%) Di Indonesia Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Gizi Mereka Setiap Tahun, Dan Stunting Mempengaruhi Sepertiga Anak Di Bawah Lima Tahun. Namun, 48 Juta Ton Moranan Senilai $ 39 Miliar USD (~ 5% Dari PDB Indonesia) Hilang Setiap Tahunnya, Yang Setara Gangan 170 Kg Sampah Morane per Orang. Mengalihkan Makanan Yang Masih Layak Makans Bank Makanan Tidak Hanya Akan Membantu Orang-Orang Yang Mengalami Kelaparan Dan Kekurangan Gizi Kronis, Tetapi JUGA MANGIRANGI KASI KASI KUSI KACA KACA KACA DENHASILAN DHANGANI KASIAN KASIL KAJASI KACA KAJASI DHANASI Laran Ia Mengperingatkan Bahwa Sampah Makanan Akan Terus Meningkat Seiring Gangan Bertambahnya Jumlah Penduduk Indonesia Yang Semakin Besar Dan Kaya, Kecuali Jika Ada Intervensi Yang Yang Efektif.
3. Aplikasi Surplus Marketplace: Agung Menjelaskan Bagaimana Surplus Indonesia Beroperasi Sebagai Marketplace Unktuan Yang Yang Berlebih, Menghubungkan Konsumen Gelanan Yang Didiskon Yang Jika Tidak Akan Terbuang Sia-Sia-Sia. Platform ini Bekerja Mirip Gangan Foodpanda, Pengguna memuncinantan untuk menemukan dan membeli makanan Berlebih Dari Bisnis Lokal Melalui Aplikasi. Surplus Indonesia Telah Berkembang Secara Signefikan, Melaporkan Peningkatan Pendapatan Tiga Kali Lipat Pada Tahun 2023, Yang Mengindikasikan Meningkatnya Permintaan Akan Praktik-Praktik Berkelanjutan. IA JUGA BERGAHAS PENDEKATAN PERUSAHAAN UNTUK memastikan Keamanan Dan Kualitas Moranan, Termasuk Kebijakan Dua Kali Teguran Untak Vendor Yang Gagal Memenuhi Standar. Ia Menyoroti Bahwa Konsumen Utama Perausahaan Adalah Masyarakat Indonesia Yang Lebih Muda, Yang Lebih Sadar Akan Lingungan Dan Bersedia Mendukung Bisnis Yang Berkelanjutan. IA Menjelaskan Bahwa Pergeseran Demografis Ini Tercermin Dari Meningkatnya Jumlah Perausahaan Rintisan Yang Berkelanjutan Di Indonesia, Dari Hanya Beberapa Di Tahun 2019 Menjadi Hampir Seratus Di Tahun 2024.
Jeremy dan Agung juga membahas tentang pengelolaan berbagai jenis limbah dan aliran daur ulang, pertumbuhan sektor yang digerakkan oleh keberlanjutan, serta meningkatnya keterlibatan generasi muda Indonesia dalam isu-isu lingkungan.
Didukung Olymax!
Tahukah anda bahwa anda bisa mendapatkan perspalanan kelas bisnis gratis ke jepang setiap tahun delan heymax.ai? Heymax Adalah Aplikasi Hadiah Di Mana 500 Merek Seperti Apple, Shopee, Amazon, Agoda, Dan Bahkan Bank Memberkoti dan Penghargaan Atas Kesetaan dan Gangan Berkontribusi Terhadap Liburan Impian Anda. Melalui Aplikasi HEYMAX, Setiapsi Transaksi Yang Anda Lakukan Akan Anggota dan Max Miles, Yang Dapat dan Tukarkan Gelanan Perjalanan Gratis Di Lebih Dari 25+ Mitra Maskapai Penerbangan Dan Hotel. DAFTAR DI HEYMAX.AI SEKARANG UNTUK MENDapatkan 1.000 Max Miles - Ubah Transaksi Harian Anda Menjadi Liburan Impian!
Bisnis dan maga dapat memanfaatkan mata uang loyalitas yang sangat hemat biaya dan diinginkan yang disebut max mil yang tidak memilisi masa berlaku, tanpa biaya, dan dapat dapat dapat dapat detik hotel instan 1 kerang 1 ke 24 menana dapat dapat dapat dapat naBArka 1 KE 24 KE 24 MELKAPAI DAPAT DAPAT DITRANSfer Dan Mendorong Penjuuali Berulis Tanpa Perlu Integrasi. Hubungi joe@heymax.ai Dan Sebutkan Brave untuk meningkatkan permain permais imbalan dan dan Mengurangi biaya.
(01:59) Jeremy AU:
Hai, agung, senang sekali anda bisa haDir di acara ini. Anda Berada di Sini Unkula Berbicara Tentang Keberlanjutan, Tapi Yang Lebih Penting Lagi, Dalam Kontek Indonesia. Jadi Bisakah Anda Berbagi Sedikit Tentang Diri Anda?
(02:09) Agung Saputra:
Hai Jeremy. Terima kasih telah menerima sah. Jadi Saya Agung Saputra, CEO Dan Pendiri Surplus Indonesia. Saya Berasal Dari Latar Belakang Lingkungan. SAYA DIBESOKAN DI DAERAH TERPENCIL DI PAPUA, JADI SENA MENGALAMI Kesenjangan Pendidikan Yang Sangan Besar Dan Kelangkaan Makanan Pada Saaty Itu. Jadi Ketika SAYA PINDAH KE IBU KOTA INDONESIA, JAKARTA, DAN KEMEDIAN SAYA MELIAT BANYAK SEKALI MAKANAN BERLEBIH YANG MASIH BAGUS, MASIH BISA DIMAKAN DAN TIDAK TERSENTUH, Dibuang Begitu Saja Ke Tempat Sampah. Jadi Saya Ingin Sekali Belajar Tentang Lingkungan di Bangku Kuliah Dan Program Master Saya. Oleh Karena Itu, Setelah Saha Lulus S2, SAYA BEMBUAT surplus indonesia untuk meneKegah agaran Yang Berlebih Tidak Dibuang Atau Berakhir di Tempat Pembuangan Sampah o.
(02:55) Jeremy AU:
Jadi Mengapa Anda Memutuskan untuk Bekerja di Bidang Keberlanjutan? Apakah ini Merupakan Masalah Besar di Indonesia?
(02:59) Agung Saputra:
Ya, setelah saya melanjutkan studi S2 saya di Imperial College London, Inggris, saya sempat dilema apakah saya harus tetap bekerja sebagai konsultan lingkungan di Inggris, atau kembali ke Indonesia dan mendirikan Surplus Indonesia, tapi yang menjadi pendorong utama saya untuk membangun Surplus Indonesia Adalah Karena Indonesia Adalah Negara Penghasil Sampah Makanan Terbesar Kedua Di Dunia. Dan HAL ITU terus Disebut-Sebut Ketika Saya Mengzil Master. Jadi Hal ini ini terus Mengganggu Saya Karena Indonesia Memiliki Tim Sampah Makanan Terbesar Kedua Di Dunia. Saya Ditanya Oleh Guru Saya Bagaimana Indonesia Bisa Menjadi Juara Dalam Segala Hal.
Itulah Yang Membuat Saya Ingin Berkontribusi untuk Indonesia. Jadi Saya Kembali Pada Tahun 2019 Dan Prencoba Mengumpulkan Anak-Anak Muda Yang Memilisi Visi Yang Sama Untukur Memerangi Sampah Makanan Di Indonesia Dan Kemudian Surplus Surplus Indonesia Selama Pandemi.
(03:45) Jeremy AU:
Bisakah dana Berbagi lebih Banyak Tentang Apa Saja Masalah Yang Dihadapi Indonesia Dalam Hal Keberlanjutan?
(03:50) Agung Saputra:
Ya, Ada Banyak Sekali. Jadi Setiap Limbah, Anda Bisa Menyebutkanya. Kita Setidaknya Menjadi Tiga Besar Di Dunia Sebagai Pencemar Terbesar, Pencemar Lautan, Sampah Makanan Dan Kehilangan Makanan Atau Sampah Elektronik Terbesar Di Dunia. Mengapa? Karena, Pertama-tama, Kita Tenjaki mem, Peraturan Khusus untuk Sampah Sampah Atau MeseGah Sampah. Dan Yang Kedua, Kesadaran untuk memerangi Sampah Dalam Ekonomi Sirkular Belum Begitu Matang Dibandingkan Gangan Negara Lain. Jadi Itulah Mengapa Kita Memiliki Pekerjaan RUrah Yang Haru Dilakukan.
(04:16) Jeremy AU:
Ya. Jadi, Mengapa Indonesia Memilisi Masalah Sampah Makanan? Maksud Saya, Indonesia Bukan Negara Delangan Ekonomi Terbesar Nomor Dua, Bukan? Mengapa Ada Begitu Banyak Sampah Makanan?
(04:23) Agung Saputra:
Karena Indonesia Adalah Salah Satu Negara terpadat di Asia. Dan Kita Memilisi Stigma Di Sini Bahwa Jika Kita Menghabikan Makanan Di Piring Kita, ITU DIANGGAP TIDAK SOPAN. Ini adalah kesalahpahaman Budaya. Jadi Itulah Sebabnya, Orang-Orang di Indonesia, Jika Mereka Pergi KE Department Store Atau Pergi Ke Restoran, Mereka Tidak Boleh Menghabikan Makinan Mereka. Jadi, hal ini menajadi sopan, agar -agar lain lain menanggap mereka tidak terlalu lapar. Maka Dari Itu, surplus hadir unkedukasi Pasar Bahwa, jika dana memesan sesuatu, dan haru merhabiskanya karena itulah cara unkhargai makanan dan ungkuka perunci paraaMgara paLAMABAIM NIKAT NIAMIA NIKATIA NIKATIA NIKATIA NIKATIA NIKAT NIAGAI NIKAT NIAGAI Sampah Makanan Terbanyak di Dunia.
(05:02) Jeremy AU:
Lalu apa masalah lain Yang dihadapi indonesia dalam hal keberlanjutan?
(05:06) Agung Saputra:
Salah Satu Masalah Utama Adalah Degradasi Keanekaragaman Hayati, Karena Seperti Yang Anda Tahu, Kita Memiliki Begitu Banyak Hutan Hujan Tropis, Tetapi Kita Sedang Mestiman. SAYA RASA Uda Minjkin Pernah Mendengarnya. Dan Itulah Mengapa Hutan Hujan Tropis Kita Semakin Berkurang Luasnya Dan Hal Ini Memiptipakan Degradasi Keanekaragaman Hayati Dan Hal Ini Memiliki Efek Domino Terhadap Tantangan-Tantangan Lain Bagi Industri Ekonomi Sironomi Sirkular Sirkular Sirkular Tantangan Tantangan.
(05:32) Jeremy AU:
SAYA RASA ADA BANYAK TANTANGAN LAIN JUGA, BUukan? Ada Polusi Air Dan Udara JUGA. Itulah Yang Dikatakan Oleh Banyak Teman Saya Di Asia. Bisakah anda berbagi lebih banyak tentang hal itu buta?
(05:40) Agung Saputra:
Ya, Polusi udara Meningkat. Ini seperti beberapa Bulan Yang Lalu. Kami Sadar, Tapi Suda Terlambat Bagi Kami Ketika Ada Asap Yang Sangan Besar Dan Kemudi Tidak Bisa Bernapas Dan Itu Menciptakan Penyakit Bagi Semana Orang. Dan Kemudi Pemerintah Panik Pada Saaty Itu. Jadi Mereka Membuat Peraturan Kecil untuk org-orang di ibukota jakarta untuk mergunakan transportasi umum, tapi itu suda terlambat karena itu tidak yyelesaan masalah. Jadi Masalahnya Masih Ada Sampai Sekarang. Kami Mendapat Polusi udara Yang Buruk Karena Kegiatan Pertambangan Jaga Yang Mengelilingi Pulau Jawa. Oleh Karena Itu, Perlu Tindakan Yang Lebih Komprehensif Dari Pemerintah untuk Menghapus Atau Memindahkan Kegiatan Pertambangan Agar Tidak Dekat Pulau Pulau Jawa.
(06:20) Jeremy AU:
Jadi Menuru Seah Ada Banyak Tantangan Yang Berbeda Yang Dihadapi Indonesia Dalam Hal Keberlanjutan. Mengapa Para Pendiri Tertarik Unk Bembangun Keberlanjutan untuk Indonesia? Karena Maksud Saya, Ada Bisnis Lain Yang Bisa Dibangun, Bukan? Seperti Pendidikan Atau Teknologi atuu manufaktur. SAYA TAHU ENA BERGAUL DANGAN BANYAK ORANG BERKECIMPUND DI BIDANG KERBERLANJUTAN. Jadi APA Motivasi Anda untuk melakukan Hal Tersebut?
(Agung Saputra:
Ya. Dari Sudut Parat Sua, Sebelum Saya Memulai Surplus, Hanya Ada Tiga AtaU Empat Startup Teknologi Iklim. Jadi Ini Sangan Niche. Tenjak Ada Yang Mau Membangun Startup Karena Tenjak Ada Regulasi Dan Pasar Ukuran-Nya Tidatar Sebesar E-Commerce Dan Marketplace Lainnya, Tapi Lebih Ke Kesadaran untuk Ekonomi Sipil Yang Sedang Tumbuh, Misalnya. Dan Sekarang Saat Ini, Ada Begitu Banya Bisnis Seperti, Mereka Menciptakan Seperti Vegan, Restora Atau Mereka Menciptakan Gaya Hidup Sehat Karena, Setelah Pandemi, Orang-Orang Mengangkap Bahwa KeseHATAN. Jadi, Beberapa Pengausa Berpikir Bahwa Ekonomi Sirkular Adalah Samudra Biru Bagi Mereka Karena Memiliki Lebih Sedikit Pesaing Dibandingkan Gelan Samudra Merah, E-Commerce, Keuans, Dan Fintech. Dan Yang Kedua, Mereka Memilisi Semangat Karena Mereka Mengalami Atau Pernah Mengalami Masalah Seperti Munckin Mereka Muak Gelangan Polusi Udara. Jadi Itulah Mengapa Mereka Memulai Pencegahan Polusi Udara untuk startup Mereka.
(07:32) Jeremy AU:
Ceritakan Lebih Lanjut Tentang Surplus, Perausahaan Yang dan Bangun Unkat Mengatasi Sampah Makanan.
(07:35) Agung Saputra:
Jadi, Tadi Saya Suda Bilang Kalau Sampah Makanan Di Indonesia Itu Sangan-Sangan Buruk. Dari Latar Belakang Saya Sebagai Seoran Ilmuwan. Jadi Sahen Mencoba Model Sebuah Sebuah Bisnis UNTUK MENCEGAH KELEBUHAN STOK Dan Produk Yang Tidak Sempurna Gelangan Menghubungkan Bisnis Makanan Lokal, Seperti Hotel, ATAU KEDAI KOPI UNTUKUKUAL HOTOU PAJAUK PAJAUK PAJAUK PAJAUK PAJAUKAUKAUKAUKAUKAUK PADA Kepada Pelangan Gangan Harga Yang Murah. Ini seperti penjuqual kilat unk setiap produk Yang hampir kedaluwarsa tukus bisnis. Hal ini dapat mesenciptakan solusi yang saling Menguntinjkan Bagi pemilik bisnis f & b dan pelangan uNTUK Mendapatkan keuntungan dan setidaknya meningkatkan kesadaran mereka unkaKangi pemborosan Melanan.
(08:09) Jeremy AU:
Berapa Pendapatan Atau Daya Tarik Anda Sejak Saaty Itu? Berapa Banyak Yang Telah Anda Proses?
(08:14) Agung Saputra:
Ya. SEJUJURNYA, KAMI TIDAK BERKEMBANG PESAT SEPERTI Startup Lainnya Karena Ada Begitu Banyak Tantangan Yang Rumit di Indonesia. Kami Masih Menunggu Momentumnya, Tapi Saya Bisa Bilang Dalam Lima Tahun Ke Depan, Pasarnya Masih Berkembang Karena Dalam Empat Tahun Terakhir, Surplus Indonesia Mengalami Sampai Sampai Sampai Lima Kalu Lipali Lipatus SaMhnan Sampai Lipali Lipali Lipatus Sampai Sampai Lipali Lipali Lip Revai Kami Mengalami Pertumbuhan Tiga Kali Lipat Dari Sisi Pendapatan. Jadi ini menunjukkan bahwa pasarnya meningkat dan kesadaran-nya jagA meningkat.
(08:45) Jeremy AU:
Bagaimana Cara Kerja Surplus? Bagaimana Cara Kerja Surplus untuk memindahkan Makanan Ekstra Dari Satu Tempat Ke Tempat Lain?
(08:51) Agung Saputra:
PAYA Dasarnya surplus adalah, misalnya, foodpanda overstock atuu seperti makanan ambil overstock. Jadi Pelanggan Tinggal Mengunduh Aplikasinya Dan Kemudian Mereka Akan Mendapatkan Notifikasi Mengenai Makanan Yang Berlebih Di Sekitar Mereka. Mereka Akan Membuka Aplikasi Tersebut Dan Mereka Dapat Memilih Makanan Surplus Favorit Mereka. Mereka Dapat melihat Banyak informasi seperti Berapa Banyak Barang Yang Tersisa, Harga Diskon, Dan Waktu Penganganf Jeda. Setelah Itu, Mereka Bisa Memilih Metode Pengincilanya, Apakah Mereka Bisa Mengambilnya Sendiri Di Toko Atau Menggunakan Jasa Pengiriman Karena Kami Jaga Sudah Terintegrasia Gosend Dan Grabexpress, Atauuah Lada Laanga Gosend Dan Grabexpress, AtauuDa Ladagrasia Gosend Dan Grabexpress, AtauuDah Ladagrasia Gosend Dan Grabexpress, Atau Merah Ladagrasia Gosend Dan Grabexpress, atau Merah Merah Ladagrrasi Ditentukan. Prosesnya Kurang Dari Satu Menit Dan Nyaman. Jadi Orang Bisa Mendapatkan Barang Gelangan Potongan Haran 50% Dan Secara Tidak Langsung Mereka Bisa Berkontribusi UNTUK MENCEGAH KEHILANGAN MAKANAN DAN PEMBOROSAN MAKANAN.
(09:34) Jeremy AU:
Apa Saja Tantangan Yang Dihadapi Dalam Menyapkanyaa? Apakah Kualitas Makanan Atau Pembersihan Makanan Akan Menjadi Masalah Besar?
(09:40) Agung Saputra:
Ya. Itu Salah Satu Peranya Yang Muncul Saat Kami Menjalankan Operasi. Jadi Sebagai Marketplace, Kami Tidak Bertanggung Jawab atas Pembersihan Atau Keamanan Mkanan, Karena Yang Bertanggung Jawab Adalah Pihak Pedagang, Tapi Kami Memiliki Peraturan Yang Haru Dan Tidak Boleh Dilaki Dilakana Atau. Pedagang Jika ingin Bergabung Delana Kami, Mereka Akan Menandatangi Perjanjian Terlebih Dahulu Bahwa Makanan Yang Mereka Unggah Masih Bisa Dimakan Dan Tidak Rusak. Jika Ada Komplain, Kami Akan BERMI AKAN AKUN MEREKA TERLEBIH DAHULU DAN KEMUDIAN AKAN MENGEDUDUKASI MEREKA. Namun Jika Mereka Terus Melakukan Kesalanan Dan Menerima Dua Kali Komplain, Kami Akan. Jadi Begitulah Cara Kami Mengelola Kualitas Layanan Kami. Dalam Empat Tahun Terakhir, Kami Tidak Menerima Keluhan Tentang Kualitas Atau Keamanan Makanan Atau Semacamnya.
(10:25) Jeremy AU:
Menurut Anda, Apakah Sampah Makanan Akan Menjadi Lebih Baik Atau Lebih Buruk Di Indonesia? Jika Indonesia Tumbuh 5% Dari Tahun Ke Tahun, Jumlah Makanan Yang Dikonsumsi Munckin Akan Naik Lebih Dari 5%, Bikan? Maksud Saya, Bisa Jadi Naik 6 AtaU 7 ATAU 8%. Jadi Menuru Anda, Apakah Sampah Makanan Akan Menjadi Lebih Buruk Atau Akan Menjadi Lebih Baik?
(10:39) Agung Saputra:
Saya ingin Mengingatkan Anda, Tingkat Populasi Kita Yang Terus Bertambah Saat Ini. SAMPAH MAKANAN BUGA AKAN MIJADI LEBIH TINGGI ATAU LEBIH BESAR. Jika Kita Tenjak Bisa Berhenti Menghasilkan Sampah Makanan, Maka Akan Terjadi Kelangkniran Mkanan Dan Kelangkaan Mkanan Menimbulkan Kelaparan, Lalu Kelaparan Akan Menimbulkan Kemekerkan Kemekerkan Kemiskaran Kemekerkan Kemekeran Kemekeran Kemekerkan Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemiskan Kemekeran Kemekeran Kemiskan Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemekeran Kemiskan Kita Akan Mengalami, Munckin Suatu Hari Nanti, Kelangknan Pangan Atau Kerawana Pangan.
(11:05) Jeremy AU:
Menurut Anda, apakah anak muda indonesia sekarang lebih MenyUKai keberlanjutan atuu mereka lebih suka menari uang unkuk keluarga mereka, dan sebagainya? Karena baru-baru ini Kami Kamiat Sebuah Laporan. Salah Satu Temuanyaa Adalah Bahwa Orang Barat Lebih MenyUKai Keberlanjutan, Sedangkan Orang Asia Tenggara Lebih MenyUKai Mengurus Dan Menafkahi Keluarga. Bagaimana menuru Anda?
(11:24) Agung Saputra:
Ya, Menuru Seah, Saya Tidak Sepenuhnya Setaju Karena Setelah Menjalankan Surplus Selama Empat Tahun Terakhir, Jauh Lebih Mudah Untukur Mendapatkan Pelangangan Dari Kalangan Anak Muda Atau Gen Z. Mendapatkan? Kesadaran Mereka Lebih Baik Dibandingkan Generasi Milenial Atau Munckin Generasi Sebelumnya Karena Mereka Suda Terekspos Dari YouTube Ata Media Sosial, Di Awal-Awal. Jadi Mereka Tahu Tentang Dorongan untuk Mencegah Krisis Iklim Dan Semacamnya. Jika Anda Pernah Mendengar Tentang Greta Thunberg, Dia Adalah Anak Muda Yang Memiliki Kesadaran Terbesar untuk Melawan Krisis Iklim Dibandingkan Gelangan Orang Tua Kita Atau Dibandingkan Dengan Teman-Teman Kita Kita Suacamnya.
Itulah Mengapa Salah Satu Pasar Terbesar, Adalah Pembeli Terbesar Kami. Persona Yang Surplus Adalah Anak Muda Atau Gen Z Karena Cara Mereka Ingin Membeli Sesuatu Atau Cara Mereka Ingin Memilih Layanan, Mereka Akan MeKan Mempertimbangkangki Apaki Merek Telah Berkontrusi terhadapak Sokah. Jika Tidak, Mereka Tidak Akan Memilihanya. Mereka lebih memilih unkulih Yang Mungkkin Harganya lebih Mahal, tapi setidaknya, Mereka bisa Berkontribusi secara tidak langsung terbadape merek tegut.
(12:26) Jeremy AU:
BISAKAH MANA BERBAGI SEDITIT LEBIH BANYAK TENTANG APA RENCANA EKSPANSI ATAU RENCANA PRODUK ENA DI MASA DEPAN?
(12:32) Agung Saputra:
Ya, Kami, Tada Denkenal Sebagai Pasar Pasar online untuk Produk Yang Kelebihan Stok Dan Tenjak Sempurna. Tahun ini Kami Baru Saja Meluncurkan Produk Baru Kami. Ini Adalah Toko Offline. Ini adalah toko offline mini di shalat satu daerah padat di jakarta selatan, di senopati, jakarta. Kami memilisi dua produk untuk supermarket surplus. Surplus Supermarket Adalah Label Putih untuk Produk Supermarket Dari Fmcg Yang Tidak Dapat Mereka Unggah Ke Aplikasi Kami, Tetapi Mereka Hanya Mengirimkannya Kepada Kami Dan Kami Kami Gerai Septti ToKo Pop-Upko.
Dan Produk Kedua Adalah Juicible Dari Surplus Indonesia. Juicible Adalah Smoothie Dan Juice Bar Yang Terbuat Dari Buah-Buahan Yang Tidak Sempurna. Jadi Buah-Buahan Yang Tidak Sempurna Yang Kami Kumpulkan Supermarket Dan Pemasok Yang Ditolak, Kami Daur Ulang Menjadi Smoothie Dan Kemudi Kami Jual Ke Konsumen Akhir Juga. Jadi Ya, Itulah Produk Kami Saat Ini. Kami Baru Saja Menjalankan Satu Lagi Dan Ternyata Lintasanya Sangan Bagus Dan Orang-Orang MenyUKai Smoothie Dari Makanan Yang Tidak Sempurna. Jadi Mereka Mereka Ceritanya Dan Juta MenyUKai Dampaknya.
(13:32) Jeremy AU:
Dan Itu Sangan Keren. Dan Menurut Saya, Yang Menarik Adalah Ada Banya Sampah Di Mana-Mana, Kan? Jadi Itu Adalah Sampah Makanan, Tentu Saja. ADA RUGA BANYA SAMPAH, DAN RUGA DAUR ULANG. Bagaimana Perasaan Anda Tentang Semua Itu Jeda?
(13:42) Agung Saputra:
SAMPAH SAMBAH SAMIAH S2 S2 S2 S2 S2. Di Indonesia, Mereka Lebih Fokus Paya Pengelolaan Sampah, Tidak Fokus Pada Pencegahanya Karena Dalam Praktik Terbaik Ekonomi Sirkular. Bayangkan Saja Seperti Piramida, Tapi Yang Ini Sebaliknya. Jadi Yang Haru Kita Fokuskan Adalah Pencegahan.
(13:58) Agung Saputra:
Misalnya, Jika Anda Memilisi Makanan Sisa Atau Munckin Berlebih, Sebelum Anda Membuangnya, Setidaknya Anda Harus Menghabikan Apa Yang Anda Pesan. Dan Jika Anda Bisa Menghabiskanya, Baru Lanjutkan Ke Langkah Kedua. Jadi, Anda Bisa Menyumbangkangkan Yangan Yang Masih Bisa Dimakan Dan Belum Tersentuh Kepada Orang Lain, Tapi Jika dana Tida Bisa Menyumbangkangkangkana KEPADA Lain, dan Bisa Membera Mangganan dan BISA MANDANAAN MEMAANAAN dan BISA BISA, dan BISA BISA MELIHAAN MESMANAN dan BISA BISA dan BISA BISA, Menghabiskanya. Tetapi Jika Anda Tidak Dapat Melakukan Langkah Ketiga, Anda Dapat Melakukan Pengomposan. Jika dan Tidak Bisa Membuat Kompos Dari Sisa Makanan, Anda Bisa Membuangnya Ke Tpa. Itulah Cara Yang Benar sampai Sampah Pengelolaan. Tapi di Indonesia, Mereka Lebih Fokus Pada, Jika Mereka Memilisi Makanan Yang Masih Bisa Dimakan Dan Tidak Tersentuh. Mereka Langsung Membuangnya Ke TPA, Jadi Mereka Melewatkan Begitu Banyak Langkah hingga Sampah Pengelolaan. Mungkkin Edukasi Yang Kurang Bagi Masyarakat Untuce memahami AtaU Mengerti Langkah-Langkah Pengelolaan Sampah Dalam Ekonomi Sirkular.
(14:46) Jeremy AU:
Jadi, Seberapa Burukkah Sistem Pengelolaan Sampah Di Indonesia Saat Ini? Bagaimana Cara Kerjanya?
(14:51) Agung Saputra:
Ya, sejauh Yang Saya tahu, insinerator Bukanlah Cara Utama untuk perkubah Sampah menjadi Energi di Indonesia karena peraturananya, Dan Yang Kedua, Pukak Dan Semacamnya. Jadi Praktik Terbaiknya Adalah Tpa Konvensional. Ini Bukan Yang Modern, Tapi Konvensional. Mereka Hanya Membuangnya ke tpa dan Kemudian Menciptakan Tpa Yang Sangan Besar. Ini adalah bom Waktu Yang terus berdetak karena suatu saat tpa tpa tidak dapat menerima sampah dan kemudian bisa mena bencana bagi semua oran yang tinggal tingaHanya karena kita pernah rahala muralami gandala rahi, rahala rahala murala, lebih Dari 12 Orang atuu 15 orang meninggal sada saat itu karena penuhya Sampah di tpa tersebut karena tpa tpa seperti bahan peledak Dari gas metana yang menumpuk di tpa tpa tpa tpa tpa.
(15:37) Jeremy AU:
Wow, Kedengarananya Menggerikan untuk Didengar. Saya Turut Berduka Cita. TAPI SEPERTI, JADI MENGATIGA BAHWA TPA INI SEPERTI BOM Waktu KARENA ADA TUMPUN SAMPAH YANG SANGAT BANYAK, BIukan? SAYA JUGA MENGERTI ADA BANYA BANYA ORANG. Jadi Ada Gas Metana Yang Dilepaska, Tapi Ada Banya Orang Orang Yang Mendaur Ulang Dan Mereka Memulung Atau Mendaur Ulang Sendiri, Bukan? Apakah Mereka Mengzil Bagian Yang Bisa Doaur Ulang Dari Tempat Pembuangan Sampah?
(15:55) Agung Saputra:
Ya, TAPI ITU TIDAK CUKUP Karena Meskipun dan Tinggal di Indonesia Dan Kemod sama Mencoba Untuce Memisahkan Sampah Anda, Sampah Plastik Dan Sebagiinya, Tapi Setelah dana Liagan Sampah Anda Kepada Mereka, Merica, Merika Sebelah Laukan Sampah dan Kepada Mereka, MeraKa, MEKAKA LONGAN LIAGAN dan KEPADA MEREA, MEREKA, MERCEKA MEKAKAN LEGAH LEPADA MERA, MEREKA, MEREKA MENGIKAN LIAGAN MEKIKA dan MERKA MERKA, MERKA, MERKAKAKAN MENDAH MENGI LONGAN MENKAKAKAN UPADA MERA, MERKA, MERKA, MERKA, MERKA, MEKINA MEKINA MEPIKAN MEPIKAN UNKA, MERKA, Jadi Itulah Alasanya.
(16:09) Jeremy AU:
Mereka Akan Mencampurnya Lagi? APA Gunanya Memisahkanya Sejak Awal?
(16:13) Agung Saputra:
Tepat Sekali. Jadi Agak membuat Saya Bingung BuGA, TAPI UNTUK startup Yang Melakukan Pengelolaan Sampah, Seperti Daur Ulang Plastik, Mereka Mengedukasi Konsumen Mereka Untuk memilah Sampah Mereka. Dan Kemudi Mereka Akan Mengaranginya Sendiri. Startup Maksud Saya Daur Ulang Plastik. Dan Kemudian, Mereka Akan Memilah Mana Yang MEMILIKI NILAI EKONOMI TERTINGI. Dan Semacamnya. Jadi Mereka Tidak Akan Anggota Pemulung. Itu Yang Sahu Tahu.
(Jeremy Au:
Ya, sistem ini Mengingatkan Sua Pada Peraturanaan Seperti Rico, Yang Juta Melakukan Pengelolaan Sampah.
(16:43) Jeremy AU:
Banyak Orang Lain Di Sana, Startup Sampah Banyak Renang, Ketika dan Melihat ke Depan, apa Harapan dan yang tidak suka Skena Keberlanjutan di Indonesia?
(16:51) Agung Saputra:
Ya, Masih Terus Berkembang. Maksud Saha, Empat Tahun Yang Lalu, Yang Melakukan Startup Ekonomi Sirkular ini hanya surplus, ricosystem, limbah4change, semacam itu. Jadi Hanya Empat AtaU Lima Startup. Dan Sekarang Suda Hampir Hampiring, Tapi Mereka Masih Belum Komersial. Mereka Melakukan ini karena pertama-tama, Pasarnya Berkembang, Meskipun Regulusinya Belum Siap. Dan Yang Kedua, Kebanyakan Dari Mereka Adalah Anak Muda Atau Gen Z Yang, Mengalami, Krisis Iklim Di Tempat Mereka Tinggal Atau Dalam Kehidupan Mereka. Jadi Mereka Mulai Membuat Gerakan, Meskipun Mereka Membuat Munckin Komunitas Kecil Dan Semacamnya. Jadi Dari Segi Jumlah, Startup Keberlanjutan Atau Startup Iklim di Indonesia Akan Jauh Lebih Banyak, Dan Dari Sisi Pendananan Rona Meningkat Sejak Tahun 2020. Investor Dari Luari Akan Startup Startup, Tahun Tahun 2020. Dampak Bagi masyarakat Dan Lingkungan.
(17:42) Jeremy AU:
Bagus. Bisakah anda berbagi tentang saat-saat dimana anda secara pribadi merasa berani?
(17:46) Agung Saputra:
Saat penyakit parahadi berani adalah ketika sausa memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Saya Rasa di Podcast Awal, Saya, Bahwa Bahwa Saya Dibesarkan di Daerah Terpencil Dan Kemudian, Saya Pindah Ke Ibu Kota, Jadi Saya Yang Kesenjangan Yang Sangat Besar Dalam Hal Pendidikan. Jadi Saya memiliki dua Pilihan pada saat itu, apakah penyakit Akan Putus Sekolak Dan Kembali Ke Daerah Terpencil, Atau Mendorong Diri Saya Sendiri Untkejar Sayang Saumat Sayang Sayang Sayang Sudia Sayang Sayang Sayang Terbaik Atau Mengejar Gelar Master Saya Di London. Jadi Saya memutuskan unkul Belajar Banyak Dari Kehidupan Saha di Daerah Terpencil. Yang Kedua, Saat yang memuat Sayaat Berani Adalah Ketika Sahah Harus memutuskan apakah SAYA AKAN TETAP Tinggal di London untuk menajadi Konsultan Lingungung Dan Mendapatkan Gaji Yang Besar. ATAU SEYA BISA KEMBALI KE INDONESIA DAN MEMLAI HAL Yang TIDAK PASTI SEPERTI SURPLUS KARENA BELUM ADA yang Pernah Melakukanya. SAYA MEMUTUSKAN UNTUK KEMBALI KE Indonesia Dan Mendirikan Surplus. Itu Adalah Momen Ketika Saya memilih untuk Menghadapi Begitu Banyak Risiko Sendirian, Tetapi Saya Tahu Konskuensinya, Lalu Saya Tahu Dampaknya Pada Hiri Saya Sendiri Dan Orang-Orang-Orang Di Sekana Sua Kahan Yangaha Kunje.
(18:53) Jeremy AU:
TUKUT ITU, terima Kasih Banyak telah Berbagi. SAYA AKAN MERINGKAS TIGA HAL PENTING YANG SAYA DAPATKAN DARI PERKAKEPAN INI. Pertama-tama, terima kasih telah berbagi tentang bom waktu di indonesia, dalam hal polusi. Kita Berbicara Tentang Berbagai Jenis Polusi. Kita Berbicara Tentang Polusi Udara Yang Haru Diatasi Oleh Pemerintah Daerah. Namun Sayangnya, Ada Beberapa Masalah Yang Lebih Mengakar. Kami Berbicara Tentang Tantangan Keanekaragaman Hayati Juga, Tetapi Yang Lebih Penting, Kami Berbicara Tentang Masalah Sampah Umum, Di Mana Kami Memiliki Tempat Pembaangan Sampah, Yang Sangat Buruk Bagi Daeriah JUGA.
Kedua, Terima Kasih Banyak Telah Berbagi Tentang Sampah Makanan. SAYA PIKIR SANGAT MENARIK UNTUK MENDENGAR BAGAIMANA PENDAPAT DANA TENTANG SAMPAH MAKANAN SECARA UMUM, KARENA INDONESIA ADALAH NEGARA BESAR BESAR DALAM HAL POPULASI, KARENA INDONESIA JUGA SEMINA KAYA DAN JUGA MEMILIKI BEBERAPA SIKAPAPA BUDAIPA BUDAYAN BUDAYAN BUDAYA BUDAYA. Jadi Saya Pikir Sangat Menaris Unkengar Bahwa dan Percaya Bahwa Dalam Banyak Hal, Sampah Makanan Akan Menjadi Lebih Buruk Di Tahun-Tahun Mendatang Karena Populasi Yang Lebih Besar Dan Leda Semakin Koaya.
Terakhir, Terima Kasih Banyak Telah Berbagi Tentang Surplus. SAYA SANGAT SANGAT MENDENGAR TENTANG BAGAIMANA PRODUK MANA BERKERJA DI PASAR. Dan saya pikir itu menarik karena Anda harus berbicara tentang siapa pelanggan Anda dalam hal orang-orang yang lebih muda yang sedikit lebih bisa menerimanya, dibandingkan bagaimana bekerja dengan pelaku yang beritikad buruk dalam hal kualitas dan keamanan makanan, sehingga Anda BERSEDIA UNTUK MELARANG ORANG PROSES DUA KALI TEGURAN. Dan Yang Juga Menarik Di Sini Adalah Roadmap Produk Anda, Di Mana Anda Sekarang Mendaur Ulang Buah Dan Sayuran Yang Jelek Menjadi Smoothie Sebagai Sebagai
(20:09) Agung Saputra:
Ya. Terima Kasih. Terima Kasih Banyak untuk Kehadiranya, Jeremy. Dan Ya, Kabari Saya Jika Anda Ada Di Jakarta.
(20:14) Jeremy AU:
Ya, Tentu Saja, Silakan Kunjungi Toko Smoothie Agung.